Tuesday, 12 January 2016


PENINGKATAN MUTU BENIH MELALUI
PRODUKSI CLOWNFISH FROST BITE DAN SNOW FLAKE
(Amphiprion ocellaris)

Clownfish merupakan ikan hias  laut yang memiliki keunikan tersendiri sehingga banyak diminati oleh para pecinta akuarium laut oleh karena itu permintaannyapun terus meningkat baik dalam negeri maupun di manca negara. Clownfish  memiliki jenis dan varian yang cukup banyak dan variannya akan terus berkembang melalui perbaikan genetic seperti halnya ikan air tawar jenis koi. Jenis varian yang memiliki corak yang unik sangat diminati oleh para kolektor ikan hias laut sehingga tidak aneh jika harganya dapat berlipat ganda dari biasanya. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon berupayah keras melakukan perbaikan genetic melalui persilangan guna meningkatkan mutuh benih sehingga dapat memberikan mamfaat yang besar bagi masyarakat pembudidaya. Dari hasil beberapa persilangan tersebut didapatkan beberapa jenis varian yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti Picasso, platinum, frost bite, snow flake, onyx, black photon dan beberapa jenis varian lainnya.
                Salah satu jenis varian clownfish yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak diminati oleh pasar adalah frost bite dan snow flake. Produksi benih frost bite dan snow flake dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1.      Pemilihan induk
Untuk memilih induk yang pertama diperhatikan adalah dari segi kesehatan, jenis, ukuran minimal jantan 5 cm dan betina 7 cm. Pilih induk dari jenis frost bite dan snow flake, jenis ini sudah banyak dijual di toko ikan hias laut. Dalam memilih induk tentunya yang harus dipertimbangkan adalah corak dan warna yang banyak diminati oleh pasar  dan informasi ini dapat diketahui lewat eksportir atau toko ikan hias yang sudah biasa menjual ikan tersebut.

2.      Perjodohan
Teknik perjodohan dapat dilakukan dengan  persilangan atau tanpa persilangan yang terpenting adalah jantan dibedakan ukurannya dengan betina  kira-kira jantan minimal 5 cm dan induk betina 7 cm. Pasangan induk dapat dimasukkan secara bersamaan atau jantan lebih duluan kedalam wadah pemeliharaan. Lakukan pengamatan kecocokan dan apabila tidak cocok segera diganti pasangannya karena induk jantan bisa mati terbunuh oleh betina. Tanda tanda pasangan induk yang cocok/berjodoh dapat dilihat dengan cara berenangnya yaitu sering beriringan atau minimal induk damai/tidak berantem di dalam wadah. Setelah terjadi kecocok/berjodoh maka sebaiknya diberikan tempat perlindungan  disertai anemone agar ikan merasa nyaman. Wadah pemeliharaan induk minimal dapat menampung air sebanyak 50 liter.
Frost bite dengan Snow flake



Frost bite dengan Frost bite



3.      Penanganan induk
Penanganan induk dapat dilakukan dengan system sirkulasi atau resirkulasi air dan diberikan aerasi untuk mensuplai oksigen kedalam air. Pemberian pakan dapat dilakukan 3-4 kali sehari, pakan yang diberikan dapat berupa pellet, cacing darah ataupun artemia. Perlu diketahui bahwa selain  pengaruh genetic, pakan yang bermutu dan teknik pemberian pakan yang benar berpengaruh terhadap tingkat prosentase benih frost bite dan snow flake yang dihasilkan oleh induk. Pengamatan induk perlu dilakukan setiap hari terutama dari segi fisik seperti perubahan warna, tingkat keagresipan dan adanya benda asiang yang biasa menempel pada tubuhnya sehingga dapat ditanggulangi sebelum menjadi parah. Untuk menanggulangi parasite yang biasa menempel pada tubuh clownfish dapat dilakukan dengan perendaman air tawar selama 5 sampai 10 menit sedangkan untuk bakteri dapat dilakukan dengan perendaman antibiotic.

4.      Pemijahan dan pengeraman telur
Induk yang mau memijah dapat ditandai dengan perut yang membuncit pada betina dan sering membersihkan tempat yang akan menjadi tempat penempelan telurnya. Pemijahan biasanya terjadi pada siang atau sore hari. Warna telur pada hari pertama dan  kedua berwarna orange, pada hari ketiga dan keempat berwarna coklat gelap kemudian pada hari kelima dan keenam berwarna bening dan kelihatan jelas larva yang ada di dalam selaput telur dengan mata yang berkilau. Pengeraman telur berlangsung sekitar 7 hari dan proses pengeraman tersebut dilakukan dengan cara merawat/membersihkan telur dari benda asing yang menempel pada telur.. Telur yang rusak biasanya dicabut atau dimakan dan kemungkinan ini dilakukan untuk mencegah penularan pada telur lannya. Induk yang baru belajar bertelur seringkali telurnya rusak dan habis sebelum menetas dan biasanya telur tidak tertata rapih sedangkan induk yang sudah produktif sekali memijah dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 sampai 1.500 butir, telurnya tertata rapih dan biasanya memijah 3 kali sebulan.

5.      Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva sebaiknya dilakukan pada wadah yang memiliki kapasitas air yang cukup banyak sehingga dapat meminimalisasi fluktuasi air kira-kira volumenya 1,5 ton. (1.500 lter). Tahapan awal pemeliharaan larva adalah membersihkan wadah, pengisian air, pengaturan tekanan aerasi. dan pemberian phytoplankton yang berfungsi selain menetralkan cahaya juga makan rotifer. Pada hari pertama, larva diberikan pakan alami berupa rotifer sampai hari ke 7 atau 9 kemudidan menyusul naupli artemia pada hari ke 7 atau 9 tergantung perkembangan larva karena pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan bukaan mulutnya. Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan kepadatan/kebutuhan larva, hal ini sangat penting diketahui dimana nantinya penumpukan pakan alami dapat mengurangi oksigen di dalam air. Penambahan phytoplankton dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Pergantian air dilakukan jika kualitas air mulai rusak dan dapat ditandai dengan busa air yang berlebihan atau kental. Perubahan warna larva mulai muncul pada hari ke 7 hingga hari ke 10 yaitu dari gelap menjadi orange, disusul munculnya garis putih pada bagian leher yaitu sekitar hari ke 10 hingga hari ke 13, kemudian garis putih pada bagian pertengahan dan terakhir pada bagian pangkal ekor.
Pemindahan larva ke tempat pemeliharaan benih dapat dilakukan setelah larva cukup kuat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Setelah dilakukan beberapa pengkajian ternyata hasil terbaik adalah setelah corak putih muncul pada bagian tengah tubuh ikan  yaitu larva sudah berumur sekitar 15 hingga 20 hari tergantung laju pertumbuhannya. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah genetic, lingkungan, makanan, kesehatan dan sebagainya.

6.      Pemeliharaan benih
Pemeliharaan benih dapat dilakukan dengan system  sirkulasi air ataupun resirkulasi. wadah pemeliharaan benih dapat berupa akuarium, bak fiber, bak beton atau wadah lain yang berkapasitas minimal 50 liter. Pakan yang diberikan adalah naupli artemia dan pakan pellet, akan tetapi setelah semua benih sudah mampu mengkonsumsi pakan pellet maka pemberian naupli artemia dapat dihentikan. Frekwensi pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari. Untuk mencegah penumpukan kotoran yang dapat mengakibatkan pembusukan maka dilakukan penyiponan minimal 2 kali sehari sedangkan pencucian wadah hanya dilakukan sestiap saat yaitu apabila wadah sudah terlihat kotor.
Dalam pemeliharaan benih juga dikenal istilah Grading yaitu memisahkan atau mengelompokkan benih berdasarkan ukuran, corak atau  jenis namun yang terpenting adalah mengelompokkan benih berdasarkan ukuran untuk menghindari persaingan sehingga yang kecil sulit untuk tumbuh normal.

Benih yang belum di grading

No comments:

Post a Comment

Budidaya ikan hias blue devil

Budidaya ikan hias blue devil
Benih hasil budidaya

Budidaya Ikan Hias Clownfish

Budidaya Ikan Hias Clownfish
Benih ikan Clownfish

AMBON (17/7) - HASIL PEMBENIHAN IKAN HIAS. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (kanan) didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyaksikan hasil pembenihan ikan hias yang dilakukan para peneliti pada Balai Budidaya Laut Ambon saat Pencanangan Program Iptek Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku yang berlangsung di Ambon, Maluku, Selasa (17/7). FOTO ANTARA/Izaac Mulyawan/ed/nz/12. sumber: antarafoto.com

Text Widget

Blogroll

Blogger templates

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts