Monday 29 July 2013

BREEDING UDANG BANDED CORAL (Stenopus hispidus) DAN MANDARINFISH (Synchiropus splendidus) DENGAN SISTIM POLIKULTUR


BREEDING UDANG BANDED CORAL (Stenopus hispidus) DAN MANDARINFISH (Synchiropus splendidus) DENGAN SISTIM POLIKULTUR

Udang banded coral (Stenopus hispidus) bagian dari  salah satu tiga keluarga yang berkaitan dengan ikan pembersih. Mereka dapat ditemukan di perairan dangkal tropis Indo-Pasifik dan Atlantik Barat. S. hispidus adalah udang hias yang sangat penting dalam perdagangan ikan hias karena warnanya yang indah dan pemeliharaannyapun cukup mudah di akuarium. Udang ini ditemukan hidup berpasangan di laut. Perkawinan berlangsung pada saat betina  mengalami  fase molting. Tidak ada predator alami dari udang banded coral yang diamati memangsa udang ini. Koleksi dari S. hispidus membuat sebagian besar perdagangan di seluruh dunia hias laut yang menjadikan lebih dari 200 juta dolar per tahun (Shuman et.al 2004).

Klasifikasi
Filum: Arthopoda 
Kelas: Crustacea 
Subclass: Malacostraca 
Ordo: Decapoda 
Keluarga: Stenopodidae 

Habitat 
           
Stenopus hispidus ditemukan di seluruh wilayah Indo-Pasifik dari Laut Merah dan Afrika Selatan ke Hawaii dan Kepulauan Tuamotu (Limbaugh et. Al 1961). Meskipun tidak ditemukan di Atlantik timur, S. hispidus dapat ditemukan di perairan tropis di Atlantik barat dari Bermuda dan di lepas pantai Carolina Utara ke teluk Meksiko dan selatan Florida (Zhang et. al, 1998). 

Ekologi 
Tiga keluarga kecil dari udang berwarna cerah yang telah diamati untuk menghilangkan parasite adalah stenopodidea, penaeidea, dan caridea (Limbaugh et. Al 1961). Keluarga stenopodidea terdiri dari Stenopus hispidus yang merupakan yang terbesar dari udang yang dikenal pembersih,  mencapai panjang lebih dari 7,5 sentimeter dengan betina kadang-kadang lebih besar dari jantan (Limbaugh et. Al 1961). Udang ini memiliki beberapa nama-nama umum seperti udang galah tukang cukur, udang karang banded dan udang pembersih. Mereka memiliki tubuh putih dengan 3 band merah yang luas didukung oleh kaki kebiruan panjang dan chelipeds merah dan putih ramping atau cakar (Sterrer 1986). Untuk bergerak, S. hispidus dilengkapi dengan 4 kaki berjalan disebut periopods dan swimmerets untuk berenang terletak di bawah perut (Limbaugh et. al 1961). 

Penanganan Induk
                Udang banded coral (Stenopus hispidus) dipelihara di dalam bak fiber bervolume 2 ton bersama dengan induk ikan hias mandarinfish dengan tujuan untuk membantu membersihkan parasite yang ada pada ikan tersebut dan selama pemeliharaan belum pernah ditemukan serangan parasite yang serius pada induk mandarinfish, dengan adanya Udang banded coral dapat membantu membersihkan sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh induk mandarinfish. Dalam pemeliharaan tersebut ditemukan adanya kecocokan dalam pemeliharaan yang saling menguntungkan dan tidak dapat dijelaskan satu persatu.

Pakan dan Pemberian Pakan
                Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari sekitar jam 09.00 dan siang hari yaitu sekitar jam 16.00, pakan tersebut berupa artemia dewasa, cacing renik dan pakan pellet (pakan buatan). Ukuran pakan tentunya disesuaikan dengan bukaan mulut induk mandarinfish bukan disesuaikan dengan bukaan mulut udang tersebut dimana udang ini mampu memakan pakan yang berukuran besar dengan menggunakan capitnya. Dosis pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah komoditas yang ada artinya sebaiknya pakan tersebut habis sebelum pemberian pakan berikutnya agar tidak menyebabkan pembusukan terutama pakan pellet.

Pemijahan
               Pemijahan dilakukan secara alami tanpa adanya bantuan hormone, Udang banded coral (Stenopus hispidus) memijah sepanjang tahun dengan selang waktu pemijahan 2 minggu sekali. Penetasan telut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menetaskan langsung di wadah pemeliharaan induk atau dengan memindahkan induk setelah siap menetas ke wadah pemeliharaan larva dengan menggunakan keranjang yang diberi pelampung.

Pemeliharaan Larva
            Pemeliharaan larva dilakukan pada wadah yang bervolume 3 ton dengan pemberian pakan 2 kali sehari, pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan adalah rotifer dan beberapa minggu kemudian diberikan naupli artemia. Dalam wadah tersebut dilengkapi aerasi untuk mensuplai oksigen kedalam air dan pada bagian atas wadah diberi plastic penutup  dengan tujuan untuk menjaga kestabilan suhu, sebaiknya plastic tersebut tembus cahaya.

Keberhasilan
            Pada pemeliharaan larva sebelumnya, larva hanya dapat bertahan sekitar 20 hari dan pemeliharaan larva selanjutnya sudah dapat bertahan sekitar 35 hari. Dalam pemeliharaan larva ditemukan ditemukan pertumbuhan yang sangat lambat yaitu baru berukuran sekitar 1 cm dan belum mempunyai warna kecuali pada bagian ekor dan kepala. Penelitian ini akan terus dikaji sampai mendapatkan hasil yang maksimal.



Budidaya ikan hias blue devil

Budidaya ikan hias blue devil
Benih hasil budidaya

Budidaya Ikan Hias Clownfish

Budidaya Ikan Hias Clownfish
Benih ikan Clownfish

AMBON (17/7) - HASIL PEMBENIHAN IKAN HIAS. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (kanan) didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyaksikan hasil pembenihan ikan hias yang dilakukan para peneliti pada Balai Budidaya Laut Ambon saat Pencanangan Program Iptek Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku yang berlangsung di Ambon, Maluku, Selasa (17/7). FOTO ANTARA/Izaac Mulyawan/ed/nz/12. sumber: antarafoto.com

Text Widget

Blogroll

Blogger templates

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts