Sunday 14 October 2012

MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK IKAN HIAS MANDARINFISH (Synchiropus splendidus) SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PRODUKSI TELUR



MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK IKAN HIAS MANDARINFISH 
(Sychiropus splendidus)

SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PRODUKSI TELUR








Abdul Gani, S.Pi





KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BUDIDAYA LAUT AMBON
APRIL 2012





abstrac
MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK IKAN HIAS MANDARINFISH 
(Sychiropus splendidus)

SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PRODUKSI TELUR

`           Saat ini budidaya ikan hias air laut sudah mulai dikembangkan namun hanya beberapa spesies padahal jika dilihat dari segi ekonomisnya, ikan hias air laut tidak kalah pentingnya dengan ikan hias air tawar khususnya permintaan pasar luar negeri. Kebutuhan ikan hias air laut semakin meningkat namun ketersediaan di alam semakin menurun, untuk itu perlu  adanya kegiatan pengembangan teknologi dalam pembenihan dan pembesaran.  Salah satunya adalah  ikan hias mandarinfish harganya dapat mencapai  $17 sampai $34  bahkan kalau hasil budidaya dapat dihargai lebih tinggi dari itu, hal ini disebabkan karena sudah terbiasa hidup di lingkungan akuarium (lingkungan tertutup) dan terbebas dari racun sianida sehingga pembeli tidak kesulitan dalam pemeliharaannya.
Induk mandarinfish sebanyak 50 ekor dipelihara di bak fiber 1 ton dan diberikan pakan hidup secara adbilitum berupa artemia dewasa, cacing renik dan capepoda dengan frekuensi sebanya 2 kali yaitu pagi dan sore hari. Dengan induk sebanyak itu dapat menghasilkan ribuan telur hampir setiap malam.
Hal yang terpenting dalam budidaya ikan hias mandarinfis adalah manajemen kualitas air, pakan dan pencegahan penyakit yang dapat dilakukan dengan perendaman air tawar.
Kata kunci: manajemen induk mandarinfish, kulitas air, pakan, dan telur



MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK IKAN HIAS MANDARINFISH 
(Sychiropus splendidus)

SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PRODUKSI TELUR

PENDAHULUAN
I  Latar Belakang

    Saat ini budidaya ikan hias air laut sudah mulai dikembangkan namun baru beberapa spesies saja padahal jika dilihat dari segi ekonomisnya, ikan hias air laut tidak kalah pentingnya dengan ikan hias air tawar. Saat ini permintaan pasar ikan hias air laut semakin meningkat akan tetapi ketersediaan di alam semakin menurun, oleh karena itu perlu  adanya kegiatan pengembangan teknologi pada tahap pembenihan dan pembesaran.  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ikan hias yang layak untuk dibudidayakan dan dikembangkan antara lain:  harga ekonomis, permintaan tinggi dan mudah dipelihara. (Misalnya ikan hias Mandarinfish).
Mandarinfish ini pertama kali diperkenalkan sebagai Callionymus splendidus pada tahun 1927 oleh Albert William Herre, seorang ahli ikan warga Negara Amerika  yang bekerja di Filipina kemudian menentukan ikan hias mandarinfish dalam genus Synchiropus. Para Synchiropus Nama generik dari Yunani Kuno syn-,   yang berarti "bersama", dan-chiropus berarti "tangan-kaki".  Para julukan tertentu splendidus adalah dari bahasa Latin untuk indah. Nama umum dari Mandarinfish berasal dari pewarnaan yang sangat jelas, menyerupai jubah dari Kekaisaran Cina mandarin.  Nama-nama umum lainnya termasuk Mandarin goby, Hijau mandarin, mandarinfish Striped, dragonet Striped, Hijau dragonet dan kadang-kadang mandarinfish Psychedelic.  
Mandarinfish adalah milik Perciform Callionymidae keluarga, yang dragonets, yang menghitung 10 marga dan lebih dari 182 spesies. Genus Synchiropus jumlah 51 spesies, dibagi menjadi 10 subgenera dan  Mandarinfish ini di dalam subgenus Synchiropus (Pterosynchiropus) bersama dengan Australia LSD-ikan (S. occidentalis) dan ikan LSD atau psikedelik (S. picturatus). Synchiropus splendidus adalah spesies berwarna cerah dari keluarga dragonet,  yang terdiri dari dua varietas: 1) Mandarinfish standar dan 2) Psychedelic Mandarin, yang standar biasanya memiliki pola dan warna yg lebih bagus dibanding Psychedelic dengan harga $17 sampai $34  bahkan kalau hasil budidaya dapat dihargai lebih tinggi, hal ini disebabkan karena sudah terbiasa hidup di lingkungan akuarium dan terbebas dari racun sianida sehingga pembeli tidak kesulitan dalam pemeliharaannya.
1.2 Tujuan dan Sasaran
            Untuk mendapatkan teknologi pemijahan ikan hias mandarifish sehingga dapat menghasilkan telur yang berkualitas dan berkuantitas serta berkesinambungan.


II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Mandarin Fish (Synchiropus splendidus)
Mandarin Fish merupakan hewan vertebrate (bertulang belakang) yang termasuk dalam filum Chordata.
Kingdom       : Animalia
Fhylum          :Chordata
Class             : Actinopterygii   
Family           :Callionymidae
Genus            : Synchiropus
Species          : Synchiropus splendidus
                                                           
2.2 Morfologi Mandarinfish ( Synchiropus splendidus)
Mandarinfish merupakan ikan yang unik, cantik bahkan dengan keunikan dan kecantikan warnanya ikan ini masuk dalam daftar 10 besar ikan tercantik di dunia. Corak warnanya seperti jubah kaisar cina sehingga diberi nama mandarinfish. Ikan ini cukup menarik untuk dilihat, dan sangat  cocok untuk ditampilkan pada akuarium pribadi. Warna dasar kuning di mulai dari kepala, terus menjadi biru di bagian pertengahan dan oranye di bagian ekor. Bagian atas adalah labirin seperti garis-garis dengan warna biru pucat. Mandarinfish memiliki tubuh yang relatif pendek, sirip bulat dan besar, kepala dan mata besar dan menonjol.  Jantan memiliki sirip punggung yang lebih panjang dan umumnya ukuran lebih besar dari pada betina. Ukuran mulut relatif kecil dan mengarah kebawah sehingga lebih mudah memakan pakan hihup yang singgah atau menempel di substrat
          
Gambar A. Induk Jantan

Gambar B. Induk betina

2.3           Distribusi dan Habitat
Mandarinfish bersifat pemalu dan sebagian besar pasif. Biasanya ditemukan berkelompok dipatahan karang yang rusak atau di bawah karang mati.  Jenis ikan ini banyak ditemui Pasifik Barat dan di Segitiga Karang keanekaragaman hayati, yang mencakup Malasia, Indonesia, Filipina dan Australia.
2.4   Makanan
Berdasarkan analisis usus 7 ikan liar Sadovy et al (2001) menentukan bahwa mandarinfish menyukai makanan campuran yang terdiri dari copepoda, artemia, larva udang, cacing reni, jentik nyamuk bahkan ikan ini dapat diajarkan makan pelet (pakan buatan)  . Di alam, mandarinfish aktif makan pada siang hari, dengan mematuk selektif pada mangsa kecil yang menempel pada substrat.

III. METODE KERJA

3.1  Manajemen Induk Mandarinfish
3.1.1 Penempatan  lokasi
     Lokasi yang digunakan dekat dengan pantai sehingga mudah mendapatkan air laut dan sebaiknya  cukup banyak mendapatkan cahaya matahari sehingga dapat mencegah penyakit white spot pada ikan.
3.1.2 Persiapan Bak Induk
       Wadah yang digunakan dalam pemeliharaan induk ikan hias mandarinfish yakni dapat berupa bak fiber, bak beton maupun yang terbuat dari plastic dan volumenya disesuaikan dengan kepadatan induk yang dipelihara. Biasanya 30 – 50 ekor per ton karena jika terlalu padat akan mudah terserang penyakit dan menularkan ke induk lainnya, kepadatan yang tinggi juga dapat menyebabkan bentrokan pada saat pemijahan. Wadah yang digunakan dilengkapi dengan pipa pemasukan (inlet) dan pengeluaran (outlet) air laut serta perlengkapan aerasi, jumlah titik aerasi pada masing - masing bak pemeliharan induk minimal 3 titik dengan tekanan yang sederhana agar telur tidak tercerai – berai sehingga memudahkan dalam pemanenan.
3.1.3 Seleksi Induk
      Penyeleksian dilakukan dengan penimbangan bobot, pengukuran panjang tubuh ikan, pengamatan organ tubuh dan kondisi kesehatan ikan. Umumnya induk berukuran 5 – 7 cm dengan bobot 1,51 – 4 gram. Sebaiknya induk yang digunakan berukuran bear agar dapat menghasilkan telur yang banyak.
3.1.4  Manejemen  Induk
     Dalam manajemen induk yang perlu diperhatikan adalah kesehatannya terutama napsu makan ikan dimana jika napsu makan menurun berati ikan tersebut kurang sehat dan perlu dilakukan penanganan  terutama perendaman air tawar untuk melepaskan parasit yang menempel pada tubuh ikan dan bersamaan dengan itu bak disterilkan dengan menggunakan kaporit untuk menghilangkan bibit-bibit penyakit tersebut dan setiap hari dilakukan penyiponan dasar bak untuk membersihkan kotoran di dasar bak.
3.1.5 Manajemen Pemberian  Pakan
    Pakan yang diberikan adalah pakan hidup (Life food) berup aartemia dewasa, copepoda, udang renik, larva mollucca dan cacing renik yang diberikan secara adlibitum. Karena pakan yang diberikan adalah pakan hidup sedangkan ikan hias mandarinfish termasuk ikan pemakan lambat dan terkadang pakan yang diberikan pada pagi hari belum habis di sore hari sehingga pemberian pakan dapat dilakukan 1 – 2 kali sehari. Sebaiknya induk diajarkan makan pakan buatan berupa pelet karena pakan pelet merupkan pakan alternatif yang baik, baik dari segi jumlah, ukuran, nutrisi dan dapat di simpan dalam jangka waktu yang lama sehingga ketersediaannya dapat diatur.

3.1.6 Pengelolaan Kualitas Air
    Mandarinfish dipelihara tanpa menggunakan air mengalir karena sebagian besar pakan yang diberikan dalam bentuk hidup dan ikan ini sangat lambat merespon pakan tersebut sehingga butuh waktu yang lama untuk menghabiskan pakan yang diberikan. Pengelolaan kualitas air pada pemeliharaan induk meliputi penyiponan dan pergantian air. Penyiponan  dilakukan  bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang mengendap di dasar bak, sedangkan pergantian air dilakukan untuk membuang sisa-sisa metabolisme yang larut di dalam air. sisa metabolisme atau kotoran tersebut tersebut dapat menyebabkan pembusukan yang pada akhirnya ikan stres, napsu makan menurun bahkan dapat menyebabkan penyakit. 
Mandarinfish dapat dipelihara dengan sistim air mengalir akan tetapi saluran pembungan harus dirancang dengan menggunakan saringan agar pakan yang diberikan tidak hanyut terbawah oleh arus air yang keluar dan saringan tersebut tidak mudah tersumbat.

3.1.7 Pemijahan Induk
Induk betina yang siap memijah ditandai dengan perut yang besar yang diikuti oleh jantan dengan melayarkan sirip punggungnya sambil mendekati betina hingga keduanya pelan-pelan naik kepermukaan sambil melepaskan telur dan sperma. Pemijahan terjadi pada waktu memasuki  malam/petang dan pemijahan secara alami. Pemijahan terjadi antara pukul 18.00-19.00. Telur ikan mandarin mengapung dipermukaan air dan saling melekat sehingga mudah dipanen. Data pemijahan induk periode Agustus - Oktober 2011 dapat dilihat pada lampiran 3. Pemijahan dapat berlangsung setiap malam tergantung banyaknya induk yang dipelihara dan keahlian dalam mengelola induk tersebut.
3.1.8 Panen Telur
Telur mandarin
            Panen telur sebaiknya dilakukan pada malam hari karena jika keesokan harinya bias jadi telur tersebut sudah menetas. Teknik pemanenan telur dapat dilakukan dengan dua cara: pertama dengan menggunakan gayung dimana gumpalan-gumpalan telur tersebut diserok dan dipindahkan ke bak larva, kedua dengan menggunakan kolektor dengan system penampungan telur yang tentunya dengan system air mengalir.



3.1.9 Pencegahan dan Pengobatan Terhadap Penyakit
Pencegahan penyakit terhadap induk ikan hias mandarinfish dapat dilakukan dengan teknik perendaman air tawar, batasan waktu yang diperlukan untuk perendaman tersebut disesuaikan dengan kemampuan ikan jika ikan sudah terserang penyakit tidak mampu bertahan lama di dalam air tawar sehingga harus dibarengi dengan pengobatan. Obat yang biasa digunakan adalah acriflavin dan elbasin. Biasanya jika ikan hias terserang penyakit dalam satu wadah maka yang lainya akan tertular sehingga secara keseluruhan harus ditangani namun jika ada yang sangat parah harus dipisahkan dengan yang lainnya untuk menghidari penularan yang berkesinambungan.

IV. Daftar Pustaka
Sadovy, Yvonne; George Mitcheson dan Maria B. Rasotto (Desember 2001). "Awal Pengembangan Mandarinfish, Synchiropus splendidus (Callionymidae), dengan catatan tentang Perikanan dan Potensi Budaya" Aquarium Ilmu dan Konservasi (Springer Belanda) 3 (4):. 253-263

Budidaya ikan hias blue devil

Budidaya ikan hias blue devil
Benih hasil budidaya

Budidaya Ikan Hias Clownfish

Budidaya Ikan Hias Clownfish
Benih ikan Clownfish

AMBON (17/7) - HASIL PEMBENIHAN IKAN HIAS. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (kanan) didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyaksikan hasil pembenihan ikan hias yang dilakukan para peneliti pada Balai Budidaya Laut Ambon saat Pencanangan Program Iptek Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku yang berlangsung di Ambon, Maluku, Selasa (17/7). FOTO ANTARA/Izaac Mulyawan/ed/nz/12. sumber: antarafoto.com

Text Widget

Blogroll

Blogger templates

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts