BREEDING
UDANG BANDED CORAL (Stenopus hispidus) DAN MANDARINFISH (Synchiropus splendidus) DENGAN SISTIM POLIKULTUR
Udang
banded coral (Stenopus hispidus) bagian dari
salah satu tiga keluarga yang berkaitan dengan ikan
pembersih. Mereka dapat ditemukan di perairan dangkal tropis Indo-Pasifik
dan Atlantik Barat. S. hispidus adalah udang hias
yang sangat penting dalam perdagangan ikan hias karena warnanya yang indah dan
pemeliharaannyapun cukup mudah di akuarium. Udang ini ditemukan hidup
berpasangan di laut. Perkawinan berlangsung pada saat betina mengalami
fase molting. Tidak ada predator alami dari udang banded coral yang
diamati memangsa udang ini. Koleksi dari S.
hispidus membuat sebagian besar perdagangan di seluruh dunia hias laut yang
menjadikan lebih dari 200 juta dolar per tahun (Shuman et.al 2004).
Klasifikasi
Filum: Arthopoda
Kelas: Crustacea
Subclass: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Keluarga: Stenopodidae
Filum: Arthopoda
Kelas: Crustacea
Subclass: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Keluarga: Stenopodidae
Habitat
Stenopus hispidus ditemukan di seluruh wilayah Indo-Pasifik dari Laut Merah dan Afrika Selatan ke Hawaii dan Kepulauan Tuamotu (Limbaugh et. Al 1961). Meskipun tidak ditemukan di Atlantik timur, S. hispidus dapat ditemukan di perairan tropis di Atlantik barat dari Bermuda dan di lepas pantai Carolina Utara ke teluk Meksiko dan selatan Florida (Zhang et. al, 1998).
Stenopus hispidus ditemukan di seluruh wilayah Indo-Pasifik dari Laut Merah dan Afrika Selatan ke Hawaii dan Kepulauan Tuamotu (Limbaugh et. Al 1961). Meskipun tidak ditemukan di Atlantik timur, S. hispidus dapat ditemukan di perairan tropis di Atlantik barat dari Bermuda dan di lepas pantai Carolina Utara ke teluk Meksiko dan selatan Florida (Zhang et. al, 1998).
Ekologi
Tiga keluarga kecil dari udang berwarna
cerah yang telah diamati untuk menghilangkan parasite adalah stenopodidea,
penaeidea, dan caridea (Limbaugh et. Al 1961). Keluarga stenopodidea terdiri
dari Stenopus hispidus yang merupakan yang terbesar dari udang
yang dikenal pembersih, mencapai panjang
lebih dari 7,5 sentimeter dengan betina kadang-kadang lebih besar dari jantan
(Limbaugh et. Al 1961). Udang ini memiliki beberapa nama-nama umum seperti
udang galah tukang cukur, udang karang banded dan udang pembersih. Mereka
memiliki tubuh putih dengan 3 band merah yang luas didukung oleh kaki kebiruan
panjang dan chelipeds merah dan putih ramping atau cakar (Sterrer
1986). Untuk bergerak, S. hispidus dilengkapi
dengan 4 kaki berjalan disebut periopods dan swimmerets untuk berenang terletak
di bawah perut (Limbaugh et. al 1961).
Penanganan
Induk
Udang
banded coral (Stenopus hispidus) dipelihara di dalam bak fiber bervolume 2 ton bersama
dengan induk ikan hias mandarinfish dengan tujuan untuk membantu membersihkan parasite
yang ada pada ikan tersebut dan selama pemeliharaan belum pernah ditemukan serangan
parasite yang serius pada induk mandarinfish, dengan adanya Udang banded coral dapat membantu
membersihkan sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh induk mandarinfish. Dalam
pemeliharaan tersebut ditemukan adanya kecocokan dalam pemeliharaan yang saling
menguntungkan dan tidak dapat dijelaskan satu persatu.
Pakan dan Pemberian
Pakan
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu
pada pagi hari sekitar jam 09.00 dan siang hari yaitu sekitar jam 16.00, pakan
tersebut berupa artemia dewasa, cacing renik dan pakan pellet (pakan buatan). Ukuran
pakan tentunya disesuaikan dengan bukaan mulut induk mandarinfish bukan
disesuaikan dengan bukaan mulut udang tersebut dimana udang ini mampu memakan
pakan yang berukuran besar dengan menggunakan capitnya. Dosis pakan yang
diberikan disesuaikan dengan jumlah komoditas yang ada artinya sebaiknya pakan
tersebut habis sebelum pemberian pakan berikutnya agar tidak menyebabkan
pembusukan terutama pakan pellet.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara alami tanpa adanya
bantuan hormone, Udang banded coral (Stenopus hispidus) memijah sepanjang
tahun dengan selang waktu pemijahan 2 minggu sekali. Penetasan telut dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu menetaskan langsung di wadah pemeliharaan induk
atau dengan memindahkan induk setelah siap menetas ke wadah pemeliharaan larva
dengan menggunakan keranjang yang diberi pelampung.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan
larva dilakukan pada wadah yang bervolume 3 ton dengan pemberian pakan 2 kali
sehari, pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan adalah rotifer dan beberapa
minggu kemudian diberikan naupli artemia. Dalam wadah tersebut dilengkapi
aerasi untuk mensuplai oksigen kedalam air dan pada bagian atas wadah diberi plastic
penutup dengan tujuan untuk menjaga
kestabilan suhu, sebaiknya plastic tersebut tembus cahaya.
Keberhasilan
Pada
pemeliharaan larva sebelumnya, larva hanya dapat bertahan sekitar 20 hari dan
pemeliharaan larva selanjutnya sudah dapat bertahan sekitar 35 hari. Dalam pemeliharaan
larva ditemukan ditemukan pertumbuhan yang sangat lambat yaitu baru berukuran sekitar
1 cm dan belum mempunyai warna kecuali pada bagian ekor dan kepala. Penelitian ini akan terus dikaji sampai mendapatkan hasil yang maksimal.
No comments:
Post a Comment