Saturday 26 January 2013

DOMESTIKASI IKAN HIAS ANGEL PIYAMA (Euxiphipops navarchus)




DOMESTIKASI  IKAN HIAS ANGEL PIYAMA (Euxiphipops navarchus)


OLEH :
Abdul Gani
Akhmad Sururi

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN
BALAI BUDIDAYA LAUT AMBON
2011


Abstrak

Harga untuk ikan hias angel piyama (Euxiphipops navarchus) di pasaran ikan hias internasional dapat mencapai Rp. 125.000/ekor. Hal ini ditakutkan dapat memicu perburuan yang tak terkendali akan ikan hias jenis ini di alam khususnya di wilayah Maluku. Di sisi lain, minimnya informasi yang menyangkut teknologi pembenihan dari ikan hias angel piyama menyebabkan belum adanya pihak yang mencoba berkecimpung dalam kegiatan pembenihan ikan hias angel piyama. Untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan pembenihan ikan hias ke depan, maka balai budidaya laut ambon mencoba untuk melakukan suatu upaya langkah awal dalam usaha pembenihan ikan hias angel piyama yaitu dengan melakukan usaha domesikasi ikan hias angel piyama dalam lingkungan (bak) pemeliharaan.
Tahap domestikasi dimulai dengan tahap aklimatisasi, ikan-ikan yang baru datang sebanyak 100 ekor dipelihara di  bak aklimatisasi selama 2 minggu. Ikan dipelihara dalam bak beton berisi air laut sebanyak 4 ton. Pakan berupa pelet yang diberikan 3 kali sehari secara ad libitum dan pemberian obat untuk pengobatan atau penyegahan dari serangan penyakit.
Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Ikan dipeliharaan di bak beton berisi air sebanyak 30 ton. Ikan diberi makan pellet dan setiap 2 minggu dilakukan pencucian bak dan pengobatan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ikan angel piyama dapat dipelihara di bak terkontrol dengan SR 80 % selama 6 bulan pemeliharaan.
Kata kunci : Ikan Angel piyama, bak terkontrol.
                                  
I.             PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada beberapa waktu sekarang ini, ikan hias air laut mulai memiliki pangsa pasar tersendiri. Permintaan yang terus meningkat dan harga yang bervariasi dari harga murah sampai mahal. Harga untuk ikan hias angel piyama (Euxiphipops navarchus) di pasaran ikan hias cukup tinggi dan biasanya eksportir membeli sesuai dengan ukurannya yaitu berkisar antara Rp 90.000 - Rp120.000. Hal ini ditakutkan dapat memicu perburuan yang tak terkendali akan ikan hias jenis ini di alam khususnya di wilayah Maluku.
Di sisi lain, minimnya informasi yang menyangkut teknologi pembenihan dari ikan hias angel piyama menyebabkan belum adanya pihak yang mencoba berkecimpung dalam kegiatan pembenihan ikan hias angel piyama. Untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan pembenihan ikan hias ke depan, maka Balai Budidaya Laut Ambon mencoba untuk melakukan suatu upaya langkah awal dalam usaha pembenihan ikan hias angel piyama yaitu dengan melakukan usaha domesikasi ikan hias angel piyama dalam lingkungan (bak) pemeliharaan dan ke depannya diharapkan ikan tersebut dapat dijadikan induk yang siap untuk kegiatan pemijahan.

Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
ü  Mencari calon induk ikan hias angel piyama yang sehat,
ü  Mendapatkan teknologi yang tepat dalam penanganannya ikan hias angel piyama

Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk menekan angka kematian dan terhindar dari serangan penyakit


II.             TINJAUAN PUSTAKA

a. Klasifikasi dan morfologi
Ikan angel piyama termasuk dalam keluarga ikan angel dari family Pomacanthidae. Ikan angel banyak ditemukan di perairan terumbu karang dangkal di daerah tropic atlantik, india dan paling banyak di perairan lautan pasifik bagian barat. Famili ikan ini terdiri dari tujuh genus yang beranggotakan kurang lebih 86 spesies. Ikan angel merupakan ikan perenang lambat dan aktif pada siang hari di antara terumbu karang untuk mencari makanan. Adapun klasifikasi dari ikan angel piyama adalah sebagai berikut :
Kingdom: Animalia
 filum: Chordata
 Klass: Actinopterygii
 Ordo: Perciformes
 Family: Pomacanthidae
 Genus : Pomacanthus
Spesies: Pomacanthus navarchus / Euxiphipops navarchus
 
 
Ikan angel piyama yang telah dewasa biasanya setelah mencapai ukuran 18 sampai 25.5 centimeter. Ikan ini memiliki ciri paduan warna yang mencolok, warna biru pada bagian kepala dan bagian depan bawah tubuh sedangkan pada bagian sirip dada, sirip anus serta pangkal ekor mempunyai warna biru menyala pada bagian tepinya.

b. Habitat dan daerah persebaran
Ikan angel piyama merupakan ikan hias laut yang sering dijumpai pada daerah terumbu karang di perairan indo-australian dan Samudra Hindia seperti Indonesia, Australia dan Papua Nugini. Ikan ini kebanyakan hidup pada kedalaman 3 sampai 30 meter dari permukaan laut, Ikan angel piyama mempuyai sifat / perilaku penguasa daerah (teretorial behavior) dimana ikan jenis ini cenderung suka untuk hidup sendiri dan menguasai daerah karang sebagai daerah kekuasaannya. Ikan jenis ini sering menjadi galak terhadap ikan jenis lain yang memasuki daerah kekuasaannya dan terkadang merusak cangkang kerang dan terumbu karang.
Di alam, ikan angel ini menyukai dan tumbuh baik pada perairan terumbu karang yang bening dengan suhu berkisar 24 sampai 26 derajad Celsius. Derajad pH air berkisar 8.3 samapai 8.4 dan salinitas berkisar 33 sampai 34 ppt.

c. makanan
Ikan angel piyama termasuk jenis hewan omnivora, ikan ini sering memakan karang, sponge dan organism kecil lainnya yang hidup di karang. Terkadang ikan ini juga memakan makanan jenis lain seperti udang-udangan, daphnia dan terkadang ikan ini juga memakan beberapa jenis alga yang ada disekitarnya. Bahkan ikan ini jika dipelihara di bak/ tempat pemeliharaan terkontrol dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan memakan jenis makanan yang kita berikan.

III.             METODOLOGI

      A.  Pelaksanaan
Metode pemeliharaan ikan angel piyama dibagi dalam beberapa tahapan, antara lain :
1.    Persiapan tempat dan peralatan seperti bak, selter untuk ikan, intalasi air laut dan aerasi.
2.    Ikan diperoleh dari hasil tangkapan alam, terlebih dahulu diaklimatisasi.
3.    Pengadaan dilakukan secara bertahap hingga diperoleh jumlah ikan sebanyak sebanyak yang diperlukan.
4.    Ikan berukuran 100-200 gram/ekor.
5.    Seleksi ikan sesuai dengan ukuran dan kesehatan.
6.    Pemberian pakan pellet diberikan 2-3 kali sehari secara adlibitum.
7.    Melakukan pemeriksaan kesehatan ikan dan melakukan tindakan perawatan terhadap ikan yang terserang penyakit.
8.    Pencatatan data SR ikan dan pengamatan kualitas air pemeliharaan.
9.    Pencucian bak pemeliharaan 2 kali dalam1 bulan.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
Angel piyama dalam bak 30 ton
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah calon induk ikan angel piyama yang dipelihara  lingkungan pemeliharaan (bak) hingga akhir tahun mencapai SR 58%. Kematian ikan angel piyama sebanyak 42% disebabkan oleh serangan white spot dan luka-luka akibat saling serang. Pengobatan terhadap serangan white spot dilakukan dengan perendaman ikan pada larutan Cupri sulfat 1 – 2 ppm selama 1 jam. Diketahui bahwa ikan jenis ini termasuk ikan agresif terhadap ikan lain. Untuk itu, perlu adanya teknik/penanganan untuk mengurangi perkelahian antar ikan. Salah satu cara dengan penjarangan dan pemberian selter (tempat bersembunyi). Secara umum ikan angel piyama dapat dipelihara di bak terkontrol, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, hal ini dapat lihat dari respon positif terhadap pakan baru (pellet) yang diberikan.

Adapun kualitas air dalam bak pemeliharaan dapat dilihat pada tabel  dibawah ini.
No
Kualitas air
Hasil pengukuran
1
Suhu (OC)
27-29
2
Salinitas (ppt)
32-33
3
Derajad Keasaman
7,8-8,2
4
Oksigen terlarut (ppm)
4-5

Dari nilai diatas, untuk kualitas air pemeliharaan ikan angel piyama masih dalam kisaran wajar untuk usaha pembudidayaan ikan laut. Hanya saja pada bulan dengan intensitas hujan yang tinggi kualitas air cenderung menurun. Hal ini diduga sebagai pemicu serangan white spot disamping nafsu makan ikan menjadi menurun.

V.             PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari kegiatan ini adalah
Ikan angel fish dapat dipeliharaan di bak pemeliharaan hanya saja tingkat kelulusan hidupnya masih kurang, penyebab kematian dari ikan adalah serangan white spot dan luka karena saling serang.

Saran
Saran yang dapat kami rekomendasikan adalah, dalam pemeliharaan ikan angel piyama di bak, diperlukan bak yang beukuran besar dan luas serta dilengkapi tempat persembunyian bagi ikan dan juga perlu diperhatikan kepadatan tebar ikan karena mengingat ikan tersebut merupakan ikan penguasa daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Burgess, W. et all., 1990. Atlas of Marine Aquarium Fishes, Second Edition. TFH Publication. Sidney-Australia
Emmens, C.W., 1988. Marine Fishes and Invertebrates in Your Own Home. TFH Publications. Sydney-Australia
Richard, B., Rickajzen, S., Barker, J. 2007. Ocean, Revealing The Secrets of The Deep. Atlantic Publishing. UK. Pg 210
www.wikipedia.com

Friday 25 January 2013


TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA IKAN HIAS MANDARINFISH
(Sycchiropus splendidus) 




 





Oleh :
ABDUL GANI

 







KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BUDIDAYA LAUT AMBON
2012


Teknik Pemeliharaan Larva Ikan Hias Mandarinfish
(Synchiropus splendidus)

1.  Mengenal Ikan Hias Mandarinfish (Synchiropus splendidus)
        Mandarinfish (Synchiropus splendidus) merupakan ikan yang unik, cantik bahkan dengan keunikan dan kecantikan warnanya ikan ini masuk dalam deretan 10 ikan tercantik di dunia: 1) Mandarin, 2) Discus, 3) Lion Fish, 4) Moorih Idol, 5) Koi, 6) Flame Angel, 7) Coral Beauty, 8) Regal Tang, 9)Parrot Fish, 10). African Cichlids dan pada tahun 2010 Mandarinfish merupakan icon kegiatan Sail Banda di Provinsi Maluku, Corak dasar biru berpadu hijau dan merah pada beberapa bagian tubuh memang membuat anggota keluarga Callionymidae itu terlihat cantik.
Mandarinfish ini pertama kali diperkenalkan sebagai Callionymus splendidus pada tahun 1927 oleh Albert William Herre, seorang ahli ikan  warga Negara Amerika  yang bekerja di Filipina kemudian menentukan ikan hias mandarinfish dalam genus Synchiropus. Para Synchiropus nama generik dari Yunani Kuno syn-  , yang berarti "bersama", dan-chiropus berarti "tangan-kaki".  Para julukan tertentu splendidus adalah dari bahasa Latin untuk indah. Nama umum dari Mandarinfish berasal dari pewarnaan yang sangat jelas, menyerupai jubah dari Kekaisaran Cina mandarin  .  Nama-nama umum lainnya termasuk Mandarin goby, Hijau mandarin, mandarinfish Striped, dragonet Striped, Hijau dragonet dan kadang-kadang mandarinfish Psychedelic.
            Mandarinfish jika di sekspor, harganya berkisar antara $17 sampai $34 bahkan kalau hasil budidaya yang bersartifikat dapat dihargai lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena hasil budidaya sudah terbiasa hidup dilingkungan terbatas dan bebas dari racun sianida, sehingga pembeli tidak kesulitan lagi dalam penanganannya. Balai Budidaya Laut Ambon masih terus melakukan  pengembangan teknologi dengan tujuan teknologi ini dapat diterapkan langsung pada masyarakat.
            
 
a. Klasifikasi
Mandarinfish Synchiropus  splendidus merupakan hewan vertebrate (bertulang belakang) yang termasuk dalam filum Chodata.
Kingdom         :    Animalia
Fhylum:          :    Chordata
Class             :    Actinopterygii      
Family              :    Callionymidae       
Genus             :    Synchiropus      
Species:         :    Synchiropus splendidus

Gambar 2. Betina
Gambar 1. Jantan

     







Mandarinfish adalah termasuk keluarga perciform keluarga collionimidae yamg dragonets terdapat 10 marga dan lebih dari 182 spesies. Genius synchiropus jumlahnya 51 species dibagi menjadi 10 sub genera dan mandarin ini masuk dalam golongan  Synchiropus (Pterosynchiropus) bersama dengan Australia LSD-ikan( S. occidentalis )dan ikan LSD atau psikedelik (S. picturatus ). Sinchiropus splendidus adalah spesies yang berwarna cerah dari keluarga dragonet yang terdiri dari dua variies: 1) mandarin standar dan 2) psychedelic mandarin
b. Morfologi
Ikan Mandarinfish merupakan anggota paling indah dari genus Synchiropus karena memiliki keunikan sendiri, tubuh unik dengan 2 sirip punggung berbeda rupa serta pola-pola garis tubuh yang tidak beraturan membuat penampilan mandarin fish menjadi eksotis, ditambah dengan warna ekor 0range dan merah dengan pinggiran biru. Ikan ini juga kadang-kadang disebut ikan Psychedelic karena warna yang agak aneh. Mandarinfish Hijau maksimal ukurannya  6 cm atau 2,4 inci. Kepala lebar dan tertekan kebawa. Ikan ini dilengkapi dengan sirip perut yang besar dan bulat digunakan untuk berjalan atau berenang. Mandarinfish Hijau adalah ikan benar-benar flamboyan dan kadang-kadang disebut sebagai "ikan psikedelik" karena warna mencolok dan pola  tubuh yang dihiasi dengan pola mosaik rumit dengan berbagai warna yang kontras, biasanya hijau, biru, merah kuning dan oranye.
c. Habitat
 Mandarinfish Hijau menghuni perairan pantai terumbu karang dan laguna dangkal yang dilindungi, termasuk dasar berlumpur dengan reruntuhan karang. Kisaran kedalaman untuk spesies ini adalah 1-18 meter / 3,3-59 kaki, hidup dengan kelompok-kelompok kecil atau berpasangan dan dapat bersembunyi di bawah foliose (daun) dan karang mati. Daerah penyebarannya adalah di barat Samudera Pasifik dan telah ditemukan di perairan Australia, Cina (Taiwan), Indonesia, Jepang, Malaysia, Mikronesia, Kaledonia Baru, Palau, Papua Nugini, dan Filipina. Jangkauan geografis membentang dari Kepulauan Ryukyu Jepang ke Australia. Spesies ini hanya ditemukan di perairan tropis.
 d. Makanan dan Kebiasaan Makan
Mandarinfish menyukai makanan seperti krustasea kecil, misalnya amphipods dan isopoda, juga menyukai cacing air, protozoa dan hewan kecil lainnya namun dari gaya makannnya dan posisi mulutnya terlihat ikan ini adalah pemakan dasar. Pakan yang baik harus sesuai dengan bukaan mulut ikan dan berpareasi agar telur yang dihasilkan lebih maksimal dan berkualitas.
2.  Larva dan Penanganannya
a. Larva
Pada periode larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva. Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transfaran dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun bentuknya belum sempurna. mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung halus, pada saat tersebut makanan didapatkan dari kuning telur yang belum habis terserap.  Gerakan larva hanya terjadi sewaktu-waktu dengan menggerakan ekornya ke kiri dan ke kanan. Setelah memasuki pascalarva kuning telur sudah mulai habis dan beberapa organ terutama organ pencernaan sudah mulai terbentuk. 
Larva ikan hias mandarinfish setelah berumur 3 hari, warna yang tadinya bening berubah menjadi gelap, kuning telur sudah menipis dan organ pencernaanpun sudah mulai terbentuk. Setelah memasuki umur 25 hari larva yang tadinya melayang-layang sudah mulai menempel di dinding/dasar bak, dengan kepala yang besar hampir mirip dengan seekor kecebong. Adapun tahapan perubahan warna mulai dari bening, hitam, coklat gelap dan coklat terang dimana pada fase ini garis-garis lorengnya sudah mulai kelihatan hingga akhirnya muncullah warna-warni yang indah setelah berumur sekitar 2 bulan pemeliharaan.
b. Penanganan Larva
Dalam penanganan larva ikan hias mandarinfish, bak larva yang digunakan adalah bak fiber yang berukuran 2,5 ton dan dilengkapi dengan tiga titik batu  aerasi sebagai pensuplai oksigen kedalam air serta diberi penutup plastik pada bagian atas bak untuk menjaga kestabilan suhu. Larva yang berumur 2 hari  diberikan pakan berupa rotifer. Walaupun larva pada tahap ini kemungkinan belum mengkonsumsi makanan yang diberikan akan tetapi bertujuan untuk memperkenalkan pakan tersebut dan dipertahankan kepadatannya yaitu 10-15 sel/ml air dalam wadah pemeliharaan.
Setelah berumur 25 hari atau 1 bulan berlahan-lahan larva diajarkan mengkonsumsi naupli artemia, akan tetapi pakan rotifer harus tetap dipertahankan. Pemberian pakan dapat dilakukan 1 atau 2 kali sehari namun kepadatannya harus dikontrol agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan dimana kebutuhan pakan perharinya sulit diperhitungkan karena kepadatan larva dalam bak pemeliharaan juga sulit diperhitungkan SR nya. Hal ini disebabkan karena biasanya larva cenderung hanya menempati pojok-pojok bak pemeliharaan.  Setelah larva berumur 1,5 bulan maka larva tersebut sudah siap dipindahkan di bak pendederan karena pada umur tesebut larva sudah dapat beradaptasi pada lingkungan yang baru sehingga sudah dapat dipindahkan di akuarium atau wadah lain untuk didederkan.
c. Wadah Pemeliharaan
Gambar 3 bak induk
Gambar 4. bak larva
       





     
                            



Gambar 5. Bak ppemeliharaan benih
Gambar 6. Kultur Artemia




d. Siklus budidaya ikan hias mandarinfish



a. Proses pemijahan
b. Telur yang dihasilkan


c. proses pembuahan telur
d. Larva D 1



e. Larva D 2
f. Larva D3




g. Benih mandarinfish umur 3 bulan








Budidaya ikan hias blue devil

Budidaya ikan hias blue devil
Benih hasil budidaya

Budidaya Ikan Hias Clownfish

Budidaya Ikan Hias Clownfish
Benih ikan Clownfish

AMBON (17/7) - HASIL PEMBENIHAN IKAN HIAS. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (kanan) didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyaksikan hasil pembenihan ikan hias yang dilakukan para peneliti pada Balai Budidaya Laut Ambon saat Pencanangan Program Iptek Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku yang berlangsung di Ambon, Maluku, Selasa (17/7). FOTO ANTARA/Izaac Mulyawan/ed/nz/12. sumber: antarafoto.com

Text Widget

Blogroll

Blogger templates

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts