PENINGKATAN MUTU DAN HASIL PRODUKSI BENIH IKAN HIAS CLOWN FISH
Oleh Abdul Gani
Ø Clown
Fish
Clown fish adalah ikan hias laut yang
bersimbiosis dengan anemone. Anemone dijadikan clown fish sebagai rumahnya
karena tanpa anemone, clown fish tidak dapat bertahan hidup di laut, hal ini
disebabkan karena pergerakannya yang tergolong lambat sehingga memudahkan
predator menjadikan ikan ini sebagai mangsa. Bukan hanya pergerakannya yang
lambat akan tetapi warnanyapun dapat memikat predator untuk memangsanya. Dari
hasil pengamatan pemeliharaan larva, pada saat larva hampir memasuki masa
pewarnaan larva tersebut sudah memulai mendekati anemone untuk mencari
perlindungan. Tanpa anemone, benih clown fish membentuk pertahanan/perlindungan
dengan cara masing-masing merapatkan diri membentuk gumpalan/bola dengan tujuan
untuk mempertahankan diri. Di alam rata-rata setiap anemone hanya dihuni oleh 2
sampai 3 ekor clown fish, jadi populasi anemone sangat berpengaruh terhada
kelestarian clown fish.
Clown
fish termasuk ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Harganya sangat dipengaruhi oleh corak dan warnya terutama yang mempunyai warna
dan corak/motif yang unik.
Ø Pemilihan
Calon Induk
Induk merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas benih. Oleh karena itu pemilihan/seleksi calon
induk sangat penting dilakukan untuk mendapatkan induk yang nantinya dapat meningkatkan
hasil dan mutu produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan/seleksi calon induk ikan hias clown fish terutama Amphipirion percula adalah warna, corak/motif,
kesehatan, ukuran, bentuk fisik dan pertumbuhan.
Warna
dan corak/motif yang unik dapat meningkatkan harga bahkan berlipat ganda dari
harga standarnya, kemudian kesehatan juga perlu diperhatikan karena tidak mungkin
kita mau membeli ikan yang sakit kecuali warna dan corak/motif ikan tersebut
unik sehingga harus dibeli dan kemudian dirawat untuk dijadikan calon induk. Ukauran
juga perlu diperhatikan karena semakin besar ukuran calon induk semakin cepat
pula bereproduksi. Bentuk fisik menjadi suatu pertanyaan karena yang namaya
ikan hias terkadang ada orang mencari ikan yang cacat sebagai suatu keunikan. Untuk
mempercepat proses produksi diperlukan calon induk yang pertumbuhannya cepat agar
dapat menghasilkan benih yang pertumbuhannya cepat pula caranya adalah memilih ukuran
terbesar dari satu generasi (hasil budidaya) sedangkan calon induk dari hasil
tangkapan alam masih sulit untuk diketahui laju pertumbuhannya.
Ø Aklimatisasi
Aklimatisasi
adalah proses penyesuaian terhadap lingkungan yang baru dengan tujuan untuk
menghindari stress akibat perubahan lingkungan secara derastis. Caranya adalah
dengan mengapungkan kantong plastik yang berisi ikan ke dalam wadah yang
menjadi tempat penampungan sementara selama beberapa menit agar suhu air di dalam
kanton plastik berubah pelan-pelan sesuai dengan suhu air di wadah yang baru. Selanjutnya
kantong tersebut dibuka dan dimasukkan air dari wadah tersebut sedikit-sedikit dengan
tujuan untuk menyesuaikan salinitasnya, akan tetapi jangan terlalu lama karena
jangan sampai kekurangan oksigen terkecuali ada bantuan aerasi pada setiap
kantong plastik tersebut. Setelah dirasa cukup maka ikan siap ditebar.
Hala
yang sangat penting diperhatikan pada saat penebaran khususnya clown fish
adalah jumlah dan ukuran ikan yang akan ditebar. Jika ukuran calon induk sudah
besar dan jumlahnya hanya sedikit, usahakan dipisahkan satu persatu dengan
menggunakan keranjang untuk menghindari saling serang atau bentrok.
Ø Perjodohan/Pasangan
Perjodohan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
- Alami dengan menempatkan beberapa ekor calon induk
clown fish kedalam suatu wadah sehingga calon induk akan memilih pasangannya
sendiri dan mengusir yang lainnya. Kemudian yang lainnya dipindahkan ke tempat
yang baru. Metode ini biasanya membuat ikan terluka dan stress sehingga
dibutuhkan wadah yang luas dan memerlukan anemon sebagai rumah rebutan buat
pasangan yang menang sehingga yang lain dapat menyingkir sejauh mungkin untuk
menghindari serangan. Untuk metode ini dibutuhkan calon induk yang berukuran minimal
4 cm.
- Buatan dapat dilakukan dengan memilih calon induk
jantan dan calon induk betina dan menempatkan dalam suatu wadah. Caranya adalah
memilih calon induk betina yang berukuran besar dan calon induk jantan
berukuran lebih kecil dari betina (ukuran jantan sekitar ¾ dari betina). Kelebihan
dari metode ini adalah dapat mempercepat proses perjodohan, memperkecil kemungkinan
saling serang atau bentrok dan dapat memilih langsung sesuai dengan warna,
ukuran dan corak/motif yang dinginkan.
- Hybrid dengan menempatkan pasangan yang berbeda spesies dalam satu
wadah.
Ø Manajemen
Penanganan Calon Induk Clown Fish
Wadah
pemeliharaan dilengkapi dengan instalasi aerasi aerasi dengan tujuan untuk
mensuplai oksigen kedalam air, instalasi air masuk dan pembuangan sebagai
sistem sirkulasi air untuk menjaga stabilisasi air dalam wadah pemeliharaan. Dalam
wadah pemeliharaan diberikan anemon sebagai rumahnya atau rumah buatan berupa
potongan pipa 4 inchi dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan pada calon
induk tersebut. Untuk menjaga kebersihan lingkungan maka setiap wadah diberikan
lola (Trochus niloticus) sebanyak 3 sampai 4 ekor agar lumut atau kotoran
yang menempel pada dasar atau dinding wadah serta penyiponan/pembuangan kotoran
dilakukan setiap hari dengan menggunakan
selang sipon.
Ø
Pakan dan Pemberian pakan
Calon
induk yang baru datang sebaiknya diberikan pakan hidup seperti artemia dewasa,
rebong atau capepoda, pakan diberikan disesuaikan dengan kebutuhannya dan pada
saat pemberian pakan air dimatikan agar pakan tersebut tidak hanyut terbawa
oleh arus air, pakan diberikan 2 sampa 3 kali sehari. Pakan hidup tidak
selamanya tersediah dalam jumlah yang cukup sehingga perlu dibiasakan makan
pakan buatan yang berupa pellet. Setelah terbiasa makan pellet maka sebelum
diberikan pakan hidup terlebih dahulu diberikan pakan pellet baru kemudian
diberikan pakan hidup guna mempercepat proses pertumbuhan dan kematangan gonad.
Keutamaan pakan buatan adalah mudah didapatkan, dapat disimpan dalam waktu yang
lama, komposisi nutrisinya biasanya lengkap dan ukurannya berpareasi sesuai
kebutuhan atau dapat disesuaikan dengan bukaan mulut ikan
Ø
Pemijahan
Jika calon
induk yang digunakan berukuran 3 atau 4 cm biasan mulai memijah setelah 4 - 6
bulan pemeliharaan (terhitung setelah perjodohan), karena pertumbuhan dan
kematangan gonad lebih cepat setelah perjodohan dibandingkan dengan belum
dijodohkan. Proses pemijahan diawali dengan pembersihan tempat penempelan telur
oleh induk dengan cara menggunakan mulut atau mengibaskan ekornya pada substrat
yang menjadi tempat penempelan telur. Induk betina menempelkan telurnya dengan
cara merapatkan perutnya pada substrat kemudian diikuti oleh jantan untuk
dibuahi, proses ini berlangsung berulan kali sampai telur habis dikeluarkan. Terkadang
induk betina menata ulang telur yang tidak sesuai tempatnya dengan menggunakan
mulut. Proses pemijahan biasanya berlangsung pada siang atau sore hari dan
memakan waktu minimal ¼ jam. Setiap saat telur tersebut dibersihkan oleh induk
dan yang lebih dominan adalah jantan dengan cara mengibaskan ekornya pada telur
tersebut.
Ø
Penetasan
telur
Telur akan menetas setelah berumur 6
- 7 hari dapat dilakukan dengan tiga metode;
1. Dengan cara membiarkan telur
tersebut menetas di wadah pemeliharaan induk kemudian larvanya dipanen dan
dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva, akan tetapi metode ini memungkinkan
larva stress akibat penanganan yang kurang baik serta perubahan kondisi
lingkungan dari akuarium ke wadah pemeliharaan larva
2. Dengan cara melepaskan/mengambil
telur dari tempat penempelannya, dilkukan stelah telur hampir menetas atau
sehari sebelum menetas, akan tetapi membutuhkan waktu, tenaga dan kehati-hatian.
3. Dengan cara memindahkan kedua induk serta
substrat tempat telur menempel ke wadah pemeliharaan larva dengan menggunakan
keranjang yang dilengkapi pelampung. Pemindahannya
dapat dilakukan sehari atau 2 hari sebelum menetas. Kelebihan metode ini adalah
sangat mudah pelaksanaanya dan meningkatkan HR dan SR karena induk dapat menjaga telurnya sampai menetas, pluktuasi
suhu dapat terjaga akibat dari volume
air yang besar dan pluktuasi suhu dapat dipertahankan dengan memberikan penutup
pada bagian atas di wadah pemeliharaan larva serta larva dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungan pemeliharaan semenjak mulai dari telur.
Ø
Penanganan larva
Wadah pemeliharaan
larva minimal 2000 liter (2 ton) agar dapat meminimalisasi pluktuasi suhu dan
mengurangi percepatan penumpukan bahan organic sebagai akibat dari hasil
sekresi larva itu sendiri maupun pakan yang diberikan. Wadah dilengkapi dengan
aerasi sebaga pensuplai oksigen di dalam air dengan jarak 1 meter tiap titik
aerasi, air laut dimasukkan kedalam bak disesuaikan dengan volume dan
ketinggian bak yang sebelumnya disaring dengan filter back, tekanan udara tiap
titik aerasi disesuaikan dengan kemampuan daya renang larva.
Larva diberikan
pakan alami berupa rotifer pada hari pertama, pakan tersebut disesuaikan dengan
kepadatan larva dan dipertahankan rotifernya 5-10 sel/ml air. Setelah larva berumur
7 hari dapat diajarkan mengkonsumsi naupli artemia dan pemberian rotifer dapat
dihentikan setelah semua larva mampu mengkonsumsi naupli artemia. Setelah larva
berumur 15 atau 20 hari maka larva tersebut sudah dapat dipanen dan dipindahkan
ke akuarium untuk didederkan atau dibesarkan.
Ø
Pembesaran
Pembesaran
dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan
penanganan disaat benih baru keluar dari wadah pemeliharaan larva sebaiknya
dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir dan dilengkapi aerasi
dengan tujuan untuk mempermudah penanganan. Kepadatan benih pada akuarium
berkisar 3-5 ekor per liter air. Setelah berukuran lebih dari 2 cm maka dapat
dipindahkan ke wadah yang lebih luas. Pakan yang diberikan kepada benih adalah pellet
yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
No comments:
Post a Comment