Saturday 22 June 2013

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL PRODUKSI BENIH IKAN HIAS CLOWN FISH


PENINGKATAN MUTU DAN HASIL PRODUKSI BENIH  IKAN HIAS CLOWN FISH
Oleh Abdul Gani
Ø  Clown Fish
            Clown fish adalah ikan hias laut yang bersimbiosis dengan anemone. Anemone dijadikan clown fish sebagai rumahnya karena tanpa anemone, clown fish tidak dapat bertahan hidup di laut, hal ini disebabkan karena pergerakannya yang tergolong lambat sehingga memudahkan predator menjadikan ikan ini sebagai mangsa. Bukan hanya pergerakannya yang lambat akan tetapi warnanyapun dapat memikat predator untuk memangsanya. Dari hasil pengamatan pemeliharaan larva, pada saat larva hampir memasuki masa pewarnaan larva tersebut sudah memulai mendekati anemone untuk mencari perlindungan. Tanpa anemone, benih clown fish membentuk pertahanan/perlindungan dengan cara masing-masing merapatkan diri membentuk gumpalan/bola dengan tujuan untuk mempertahankan diri. Di alam rata-rata setiap anemone hanya dihuni oleh 2 sampai 3 ekor clown fish, jadi populasi anemone sangat berpengaruh terhada kelestarian clown fish.
            Clown fish termasuk ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Harganya sangat dipengaruhi oleh corak dan warnya terutama yang mempunyai warna dan corak/motif yang unik.

Ø  Pemilihan Calon Induk
            Induk merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas benih. Oleh karena itu pemilihan/seleksi calon induk sangat penting dilakukan untuk mendapatkan induk yang nantinya dapat meningkatkan hasil dan mutu produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan/seleksi calon induk ikan hias clown fish terutama Amphipirion percula adalah warna, corak/motif, kesehatan, ukuran, bentuk fisik dan pertumbuhan.
            Warna dan corak/motif yang unik dapat meningkatkan harga bahkan berlipat ganda dari harga standarnya, kemudian kesehatan juga perlu diperhatikan karena tidak mungkin kita mau membeli ikan yang sakit kecuali warna dan corak/motif ikan tersebut unik sehingga harus dibeli dan kemudian dirawat untuk dijadikan calon induk. Ukauran juga perlu diperhatikan karena semakin besar ukuran calon induk semakin cepat pula bereproduksi. Bentuk fisik menjadi suatu pertanyaan karena yang namaya ikan hias terkadang ada orang mencari ikan yang cacat sebagai suatu keunikan. Untuk mempercepat proses produksi diperlukan calon induk yang pertumbuhannya cepat agar dapat menghasilkan benih yang pertumbuhannya cepat pula caranya adalah memilih ukuran terbesar dari satu generasi (hasil budidaya) sedangkan calon induk dari hasil tangkapan alam masih sulit untuk diketahui laju pertumbuhannya.

Ø  Aklimatisasi
            Aklimatisasi adalah proses penyesuaian terhadap lingkungan yang baru dengan tujuan untuk menghindari stress akibat perubahan lingkungan secara derastis. Caranya adalah dengan mengapungkan kantong plastik yang berisi ikan ke dalam wadah yang menjadi tempat penampungan sementara selama beberapa menit agar suhu air di dalam kanton plastik berubah pelan-pelan sesuai dengan suhu air di wadah yang baru. Selanjutnya kantong tersebut dibuka dan dimasukkan air dari wadah tersebut sedikit-sedikit dengan tujuan untuk menyesuaikan salinitasnya, akan tetapi jangan terlalu lama karena jangan sampai kekurangan oksigen terkecuali ada bantuan aerasi pada setiap kantong plastik tersebut. Setelah dirasa cukup maka ikan siap ditebar.
            Hala yang sangat penting diperhatikan pada saat penebaran khususnya clown fish adalah jumlah dan ukuran ikan yang akan ditebar. Jika ukuran calon induk sudah besar dan jumlahnya hanya sedikit, usahakan dipisahkan satu persatu dengan menggunakan keranjang untuk menghindari saling serang atau bentrok.

Ø  Perjodohan/Pasangan
Perjodohan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
-       Alami dengan menempatkan beberapa ekor calon induk clown fish kedalam suatu wadah sehingga calon induk akan memilih pasangannya sendiri dan mengusir yang lainnya. Kemudian yang lainnya dipindahkan ke tempat yang baru. Metode ini biasanya membuat ikan terluka dan stress sehingga dibutuhkan wadah yang luas dan memerlukan anemon sebagai rumah rebutan buat pasangan yang menang sehingga yang lain dapat menyingkir sejauh mungkin untuk menghindari serangan. Untuk metode ini dibutuhkan calon induk yang berukuran minimal 4 cm.
-       Buatan dapat dilakukan dengan memilih calon induk jantan dan calon induk betina dan menempatkan dalam suatu wadah. Caranya adalah memilih calon induk betina yang berukuran besar dan calon induk jantan berukuran lebih kecil dari betina (ukuran jantan sekitar ¾ dari betina). Kelebihan dari metode ini adalah dapat mempercepat proses perjodohan, memperkecil kemungkinan saling serang atau bentrok dan dapat memilih langsung sesuai dengan warna, ukuran dan corak/motif yang dinginkan.
-       Hybrid dengan menempatkan  pasangan yang berbeda spesies dalam satu wadah.

Ø  Manajemen Penanganan Calon Induk Clown Fish
            Wadah pemeliharaan dilengkapi dengan instalasi aerasi aerasi dengan tujuan untuk mensuplai oksigen kedalam air, instalasi air masuk dan pembuangan sebagai sistem sirkulasi air untuk menjaga stabilisasi air dalam wadah pemeliharaan. Dalam wadah pemeliharaan diberikan anemon sebagai rumahnya atau rumah buatan berupa potongan pipa 4 inchi dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan pada calon induk tersebut. Untuk menjaga kebersihan lingkungan maka setiap wadah diberikan lola (Trochus niloticus) sebanyak 3 sampai 4 ekor agar lumut atau kotoran yang menempel pada dasar atau dinding wadah serta penyiponan/pembuangan kotoran  dilakukan setiap hari dengan menggunakan selang sipon.

Ø  Pakan dan Pemberian pakan
            Calon induk yang baru datang sebaiknya diberikan pakan hidup seperti artemia dewasa, rebong atau capepoda, pakan diberikan disesuaikan dengan kebutuhannya dan pada saat pemberian pakan air dimatikan agar pakan tersebut tidak hanyut terbawa oleh arus air, pakan diberikan 2 sampa 3 kali sehari. Pakan hidup tidak selamanya tersediah dalam jumlah yang cukup sehingga perlu dibiasakan makan pakan buatan yang berupa pellet. Setelah terbiasa makan pellet maka sebelum diberikan pakan hidup terlebih dahulu diberikan pakan pellet baru kemudian diberikan pakan hidup guna mempercepat proses pertumbuhan dan kematangan gonad. Keutamaan pakan buatan adalah mudah didapatkan, dapat disimpan dalam waktu yang lama, komposisi nutrisinya biasanya lengkap dan ukurannya berpareasi sesuai kebutuhan atau dapat disesuaikan dengan bukaan mulut ikan

Ø  Pemijahan
            Jika calon induk yang digunakan berukuran 3 atau 4 cm biasan mulai memijah setelah 4 - 6 bulan pemeliharaan (terhitung setelah perjodohan), karena pertumbuhan dan kematangan gonad lebih cepat setelah perjodohan dibandingkan dengan belum dijodohkan. Proses pemijahan diawali dengan pembersihan tempat penempelan telur oleh induk dengan cara menggunakan mulut atau mengibaskan ekornya pada substrat yang menjadi tempat penempelan telur. Induk betina menempelkan telurnya dengan cara merapatkan perutnya pada substrat kemudian diikuti oleh jantan untuk dibuahi, proses ini berlangsung berulan kali sampai telur habis dikeluarkan. Terkadang induk betina menata ulang telur yang tidak sesuai tempatnya dengan menggunakan mulut. Proses pemijahan biasanya berlangsung pada siang atau sore hari dan memakan waktu minimal ¼ jam. Setiap saat telur tersebut dibersihkan oleh induk dan yang lebih dominan adalah jantan dengan cara mengibaskan ekornya pada telur tersebut.

Ø   Penetasan telur
            Telur akan menetas setelah berumur 6 - 7 hari dapat dilakukan dengan tiga metode;
1.    Dengan cara membiarkan telur tersebut menetas di wadah pemeliharaan induk kemudian larvanya dipanen dan dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva, akan tetapi metode ini memungkinkan larva stress akibat penanganan yang kurang baik serta perubahan kondisi lingkungan dari akuarium ke wadah pemeliharaan larva
2.    Dengan cara melepaskan/mengambil telur dari tempat penempelannya, dilkukan stelah telur hampir menetas atau sehari sebelum menetas, akan tetapi membutuhkan waktu, tenaga dan kehati-hatian.
3.    Dengan cara memindahkan kedua induk serta substrat tempat telur menempel ke wadah pemeliharaan larva dengan menggunakan keranjang yang dilengkapi pelampung.  Pemindahannya dapat dilakukan sehari atau 2 hari sebelum menetas. Kelebihan metode ini adalah sangat mudah pelaksanaanya dan meningkatkan HR dan SR karena  induk dapat menjaga telurnya sampai menetas, pluktuasi suhu dapat  terjaga akibat dari volume air yang besar dan pluktuasi suhu dapat dipertahankan dengan memberikan penutup pada bagian atas di wadah pemeliharaan larva serta larva dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan pemeliharaan semenjak mulai dari telur.  

Ø  Penanganan larva
            Wadah pemeliharaan larva minimal 2000 liter (2 ton) agar dapat meminimalisasi pluktuasi suhu dan mengurangi percepatan penumpukan bahan organic sebagai akibat dari hasil sekresi larva itu sendiri maupun pakan yang diberikan. Wadah dilengkapi dengan aerasi sebaga pensuplai oksigen di dalam air dengan jarak 1 meter tiap titik aerasi, air laut dimasukkan kedalam bak disesuaikan dengan volume dan ketinggian bak yang sebelumnya disaring dengan filter back, tekanan udara tiap titik aerasi disesuaikan dengan kemampuan daya renang larva.
            Larva diberikan pakan alami berupa rotifer pada hari pertama, pakan tersebut disesuaikan dengan kepadatan larva dan dipertahankan rotifernya 5-10 sel/ml air. Setelah larva berumur 7 hari dapat diajarkan mengkonsumsi naupli artemia dan pemberian rotifer dapat dihentikan setelah semua larva mampu mengkonsumsi naupli artemia. Setelah larva berumur 15 atau 20 hari maka larva tersebut sudah dapat dipanen dan dipindahkan ke akuarium untuk didederkan atau dibesarkan.

Ø  Pembesaran
            Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari wadah pemeliharaan larva sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir dan dilengkapi aerasi dengan tujuan untuk mempermudah penanganan. Kepadatan benih pada akuarium berkisar 3-5 ekor per liter air. Setelah berukuran lebih dari 2 cm maka dapat dipindahkan ke wadah yang lebih luas. Pakan yang diberikan kepada benih adalah pellet yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
 
catatan : Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman penulis, mudah-mudahan bisa   bermamfaat buat pembaca dan penulis sangat berharap jika ada masukan yang sifatnya membangun.

No comments:

Post a Comment

Budidaya ikan hias blue devil

Budidaya ikan hias blue devil
Benih hasil budidaya

Budidaya Ikan Hias Clownfish

Budidaya Ikan Hias Clownfish
Benih ikan Clownfish

AMBON (17/7) - HASIL PEMBENIHAN IKAN HIAS. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (kanan) didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyaksikan hasil pembenihan ikan hias yang dilakukan para peneliti pada Balai Budidaya Laut Ambon saat Pencanangan Program Iptek Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku yang berlangsung di Ambon, Maluku, Selasa (17/7). FOTO ANTARA/Izaac Mulyawan/ed/nz/12. sumber: antarafoto.com

Text Widget

Blogroll

Blogger templates

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts