PERKEMBANGAN BUDIDAYA
IKAN HIAS LAUT
Prospek
Pasar
Ikan hias indonesia memiliki prospek pasar yang berkembang pesat. Menurut keterangan kementerian kelautan dan perikanan, pada tahun 2012 lalu nilai ekspornya mencapai 600 milyar rupiah. angka ini menempatkan Indonesia ke dalam lima besar negara-negara pengekspor ikan hias, di bawah Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura. khusus untuk Singapura, sebagian besar ikan hias asal negeri ini dipasok dari Indonesia.
Sebagai negara yang memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brasil, Indonesia memiliki banyak jenis spesies ikan hias. Sumber ikan hias ini berasal dari perairan laut dan perairan darat. Hingga saat ini di Indonesia terdapat 700 spesies ikan hias air laut, hanya saja yang bisa diindentifikasi baru sekitar 480 spesies, dan 200 diantaranya sudah diperdagangkan. Pangsa pasarnya secara global mencapi 20 persen. Dari jumlah itu 95 persen masih ditangkap dari alam dan hanya 5 persen yang dapat dibudidayakan.
Sebagai negara yang memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brasil, Indonesia memiliki banyak jenis spesies ikan hias. Sumber ikan hias ini berasal dari perairan laut dan perairan darat. Hingga saat ini di Indonesia terdapat 700 spesies ikan hias air laut, hanya saja yang bisa diindentifikasi baru sekitar 480 spesies, dan 200 diantaranya sudah diperdagangkan. Pangsa pasarnya secara global mencapi 20 persen. Dari jumlah itu 95 persen masih ditangkap dari alam dan hanya 5 persen yang dapat dibudidayakan.
Target
produksi ikan hias yang cukup besar ini dilandasi atas potensi sumber daya ikan
hias Indonesia, dengan 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 spesies yang ada
di dunia berada di Perairan Indonesia atau sebesar 40%. Selain itu, jumlah ikan
hias air laut yang berjumlah 650 spesies atau sebesar 30% sedangkan yang baru
diperdagangkan sekitar 200 spesies.
Namun dengan potensi hasil kekayaan alam tersebut jika tidak dimamfaatkan secara benar dan tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya maka lambat laun kekayaan tersebut akan menjadi rusak. Jika dilihat dari potensi tersebut apabila ditangani secara serius antara pemerintah dan seluruh stakeholder ikan hias yang ada di Indonesia maka Indonesi dapat menjadi eksportir terbesar di Dunia mengungguli Singapura
Namun dengan potensi hasil kekayaan alam tersebut jika tidak dimamfaatkan secara benar dan tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya maka lambat laun kekayaan tersebut akan menjadi rusak. Jika dilihat dari potensi tersebut apabila ditangani secara serius antara pemerintah dan seluruh stakeholder ikan hias yang ada di Indonesia maka Indonesi dapat menjadi eksportir terbesar di Dunia mengungguli Singapura
Respon BBL Ambon
Terhadap Ikan Hias Laut
Permintaan
pasar akan ikan hias air laut semakin tinggi. Di pangsa pasar lokal saja setiap
tahun mengalami pertumbuhan signifikan. Belum lagi permintaan pasar nasional
dan internasional.
Kepala
Balai Budidaya Laut Ambon Nono Hartanto, M.Aq dalam rilisnya mengatakan,
peluang ekspor ikan-ikan hias itu ke berbagai negara terus meningkat dari tahun
ke tahun. Diperkirakan permintaan ikan hias air laut di seluruh dunia pun akan
terus semakin meningkat beberapa tahun ke depan.
Kondisi
ini dapat dibuktikan di Balai Budidaya Laut Ambon (BBL Ambon). Dimana saat ini
permintaan ikan hias dari pengusaha di berbagai daerah seperti Lampung, Bali,
Surabaya dan Jakarta terus mengalami peningkatan. Bahkan saat ini permintan di
BBL Ambon dapat mencapai angka 20.000 ekor perbulannya.
Hal
ini, diakui Nono Hartanto, merupakan peluang dan tantangan mengingat untuk
memenuhi permintaan sebesar itu BBL Ambon mengalami keterbatasan sarana
produksi. Namun begitu, untuk mengatasi masalah kurangnya stock ikan hias laut
tersebut BBL Ambon melakukan perekayasan teknologi budidaya ikan hias laut di
Keramba Jaring Apung (KJA).
Hasil
perekayasan tersebut menunjukan bahwa ikan hias laut dapat dibudidayakan di
KJA. Berdasarkan hasil perekayasan tersebut BBL Ambon membudidayakan ikan hias
laut. Sebagaimana diketahui, masyarakat pembudidaya ini awalnya
membudidayakan ikan konsumsi seperti, kerapu dan bubara di KJA milik mereka.
Hasil survey BBL Ambon pada KJA milik masyarakat pembudidaya menunjukan, bahwa
diantara KJA ini ada unit yang masih kosong atau tidak digunakan. KJA kosong
inilah yang digunakan untuk membudidayakan ikan hias laut.
Sampai
saat ini, paparnya, masyarakat pembudidaya ikan yang telah di gandeng oleh BBL
Ambon adalah pembudidaya Desa Waiheru dan BP3 Poka. Beberapa ikan hias laut
yang dapat dibudidayakan dan berkembang sangat baik di KJA adalah Capungan
Ambon/Banggai Cardinalfish (Pterapogon kaudernii), Betok Ambon (Chrysiptera
cyanea), Betok Ambon Kuning (Pomancentrus ambonensis), Clownfish (Amphiprion
ocellaris), Clownfish Biak (Amphiprion percula), Giro pasir (Amphirprion
clarki), Maroon Clownfish (Premnas biaculeatus), Clown fish pink (Amphiprion
periderion) dan Orange anemonfish (Amphiprion sandaracinos).
Diharapkan
dengan adanya keikutsertaan masyarakat pembudidaya ini, mendorong mempercepat
konversi pemenuhan kebutuhan ikan hias nasional dari ketergantungan terhadap
pasokan ikan hias laut hasil tangkapan di alam beralih ke pasokan ikan hias
laut dari hasil budidaya masyarakat.
Selain
itu, dengan adanya teknologi budidaya ikan hias laut di KJA ini diharapkan
dapat menciptakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mempertahankan plasma nutfah perairan Teluk Ambon
Dalam dan mendukung perairan Teluk Ambon Dalam sebagai sentral pengembangan
ikan laut di Kota Ambon serta mendukung Maluku sebagai lumbung ikan nasional..